Bermodal 200.000, KUBE PKH Desa Pesagi Beromzet Setengah Juta Tiap Bulan
KPM PKH sedang mengemas kripik tempe |
Dulu, Padmi dan teman temannya, awalnya tidak mengira, KUBE yang mereka kelola akan berkembang seperti sekarang. Hanya bermodal iuran 20.000 setiap anggota. Dengan modal tekad, mereka berkomitmen menjalankan KUBE.
“Kami memiliki komitmen bersama dan iuran 20.000 kali sepuluh orang. Terkumpul 200.000. Hanya itu modalnya. Setelah itu tidak ada lagi modal tambahan.” Tegas Padmi.
Kami selalu melakukan pembukuan pengeluaran dan pemasukan. Sehingga mengetahui keuntungan yang diperoleh setiap melakuakn penjualan Kripik. Hasil dari penjualan kripik kami kelola kembali untuk kemajuan KUBE Delima. Kemudian sebagian keuntungan kami bagi hasil,” jelas Padmi.
Pemasaran kripik untuk sementara waktu masih beredar di warung tradisional wilayah Kecamatan Kayen. Padmi dan teman temannya berharap, KUBE Delima ke depan bisa lebih maju dan kreatif. Mampu membuat inovasi baik dalam manajemen maupun produk olahan.
Pemasaran kripik untuk sementara waktu masih beredar di warung tradisional wilayah Kecamatan Kayen. Padmi dan teman temannya berharap, KUBE Delima ke depan bisa lebih maju dan kreatif. Mampu membuat inovasi baik dalam manajemen maupun produk olahan.
“Kami mengharapkan produk KUBE Delima ini akan mampu bersaing dengan produk lain. Mampu menembus pasar luas di luar Kecamatan Kayen,” harap Padmi.
Berawal dari Motivasi Pendamping PKH
Pendamping PKH , Nur Arofah mendampingi KUB PKH desa Pesagi, Kayen |
Keberlangsungan KUBE Delima PKH Pesagi tidak dapat dilepaskan dari peran Nur Arofah, pendamping PKH Desa Pesagi. Nur, sapaan akrabnya, selalu mengedepankan komunikasi yang baik dengan peserta PKH. Sehingga mampu menggerakkan tekad peserta PKH Desa Pesagi untuk berani mengelola usaha.
Tepatnya awal tahun 2016, berdasarkan intruksi dari PKH Kabupaten Pati agar peserta PKH mampu mengelola KUBE. Nur kemudian mengajak peserta PKH Desa Pesagi untuk membuat KUBE yang mengembangkan potensi diri maupun alam di sekitar.
Ide itu kemudian mendapat respon baik dari peserta PKH Desa Pesagi. Meski pada walnya merupakan suatu hal sulit. Karena peserta PKH Desa Pesagi rata rata hanya ibu rumah tangga dan buruh tani. Kemudian sesuai arahan pendamping PKH, disepakati kripik tempe menjadi produk utama KUBE.
Nur menjelaskan, kripik tempe menjadi produk utama karena bahan pokok banyak tersedia di wilayah Kecamatan Kayen. Juga sekaligus memanfaatkan anggota PKH yang memiliki keahlian memasak aneka olahan tempe.
Nur mengharapkan, dengan adanya KUBE ini, peserta PKH mampu lebih mandiri. Tidak memiliki ketergantungan pada bantuan PKH. Sehingga jika tidak lagi mendapat bantuan PKH, KUBE akan terus berlanjut menjadi penopang kemandirian anggota.
Tepatnya awal tahun 2016, berdasarkan intruksi dari PKH Kabupaten Pati agar peserta PKH mampu mengelola KUBE. Nur kemudian mengajak peserta PKH Desa Pesagi untuk membuat KUBE yang mengembangkan potensi diri maupun alam di sekitar.
Ide itu kemudian mendapat respon baik dari peserta PKH Desa Pesagi. Meski pada walnya merupakan suatu hal sulit. Karena peserta PKH Desa Pesagi rata rata hanya ibu rumah tangga dan buruh tani. Kemudian sesuai arahan pendamping PKH, disepakati kripik tempe menjadi produk utama KUBE.
Nur menjelaskan, kripik tempe menjadi produk utama karena bahan pokok banyak tersedia di wilayah Kecamatan Kayen. Juga sekaligus memanfaatkan anggota PKH yang memiliki keahlian memasak aneka olahan tempe.
“Semua anggota KUBE Delima memiliki keahlian memasak. Keahlian itu kita wujudkan pada pengolahan produk agar lebih bermanfaat,” jelas Nur.
Nur mengharapkan, dengan adanya KUBE ini, peserta PKH mampu lebih mandiri. Tidak memiliki ketergantungan pada bantuan PKH. Sehingga jika tidak lagi mendapat bantuan PKH, KUBE akan terus berlanjut menjadi penopang kemandirian anggota.
Posting Komentar untuk "Bermodal 200.000, KUBE PKH Desa Pesagi Beromzet Setengah Juta Tiap Bulan"
Silahkan tulis pertanyaan, kritik maupun saran pada kotak komentar !!! Terima kasih.